Postingan

Featured Post

Dear My Ghost - Prolog

Gambar
   Ketika sayap yang kau banggakan terpatahkan saat itu juga, kau hanya bisa bertahan dengan sisa patahan itu. Bagaimana rasanya? Tertatih mencari pegangan, mencari sandaran untuk mengurangi kepedihan, bahkan rasanya mampu mengalahkan ribuan jarum yang diam-diam mencicipi rasa asin kulitmu. Entah seberapa kilo meter yang bisa kau pijaki, hanya untuk bertahan dengan sisa patahan sayapmu. Pandangan bola-bola kornea yang mampu mengubah tubuh gajah menjadi sekecil semut semakin menguatkan rasa. Sedangkan dirimu hanya bisa berjalan mengikuti arah mata angin, hingga mentari tenggelam di ujung lautan dan muncul bola cahaya seolah menjadi keajaiban malam.    Drrrt... drrrt...    Ponselku bergetar hebat berkali-kali, sengaja kubiarkan terus seperti itu. Biarkan aku mengulang semua dari awal hingga semua bisa menyadari apa yang harus dilakukan.  Segera kupindahkan tas ransel yang tergeletak di atas bangku bus beralih ke punggungku setelah laju bus terhenti. Kakiku bergerak cepat-cepa

Beku

Gambar
    Semua terhenti, ketika lisan mengucap cukup. Hanya diam yang bisa ku suguhkan, membungkam beberapa kalimat yang sempat tak terucap. Lantunan-lantunan yang seharusnya ku kumandangkan tersedat pada pangkal tenggorokan, entah kemana pita suara yang sering kumainkan ketika sedang bersenandung. Pada dasarnya ada beberapa hal yang harusnya kau ketahui, namun tak mungkin ku ucapkan. Jemari mulai kram memegang sebongkah besi kotak, hanya dingin yang terasa. Merasakan beberapa hal yang tak pernah terpikirkan, ya pengalaman baru pikirku, baru hingga mampu menjorokkan ke dalam sungai dingin yang sepertinya mampu membekukan tubuh ini. Tp sepertinya itu bisa membuat lebih baik, beku.    Ya, beku.    Beku ... Beku dan akhirnya Beku dengan keheningan.    Tapi beberapa hal masih menahanku untuk tak berbaring dalam kebekuan. Termasuk ulas kebahagiaanmu walau itupun tak perlu menyangkut pautkan namaku. Dengan itu, setidaknya masih ada alasan agar tetap bertahan dengan ketegaran.

Dear My Ghost - Chapter 2 (The Day very Strange)

Gambar
    Terkadang pertemuan pertama memang tak seindah yang terpikirkan, ini bukan dongeng Cinderella yang tersiksa karena Ibu tiri kemudian bertemu seorang pangeran dan pergi ke istanah untuk menikah, setelahnya cerita berakhir dengan kebahagiaan. Sekali lagi, tak seindah yang terpikirkan! ****    "Hi Sang Mun, kau akan ku kenalkan pada teman-teman baruku, mereka sangat baik dan kau juga harus mengenal mereka," celetuk Sera sembari menyeret lenganku dengan tangan kirinya menuju sebuah tempat. Terlihat bangunan-bangunan megah mengelilingi lahan luas di tengahnya, kami mulai mendekat pada sebuah bangunan cukup besar, hampir seluruh bagian depan bangunan terbuat dari kaca—memperlihatkan fasilitas dan apa saja yang ada di dalam—bangku yang tertata rapi dan mahasiswa yang menikmati hidangan bersama rekannya, termasuk beberapa orang memakai seragam pelayan yang terlihat hanya dapat dihitung dengan jari, mondar-mandir melayani mahasiswa yang ingin mengisi perut

Dear My Ghost - Chapter 1 (Na-neun)

Gambar
   2 Bulan Kemudian...    Beberapa musik mengalun bergantian dengan indahnya, mengiringi goresan pensil yang semakin lama akan membentuk sebuah garis lengkung yang menarik nan elok. "Hmm..."  Senyum kecutku terlihat jelas pada pantulan kaca kecil yang tergeletak di atas meja. Wajah yang terlihat rapuh, duduk di kursi sembari mencoret-coret selembar kertas polos yang  kuletakkan di atas meja, bisa disebut itu kesibukanku yang seolah tak berguna.    Putih dan hitam. Tanganku terus menggoreskan pensil dengan batin terus meracau, pikiran melayang terbang terfokus pada khayalan-khayalan yang selama ini ku harapkan menjadi nyata. Apa daya jika khayalan dan impian itu harus terhenti saat ini juga, kembali pada dunia nyata.    "Wow ... Daebak (keren)!" pekik gadis di sampingku, Sera.    "Hmm, hanya menggabungkan beberapa variasi dalam desain bajumu. Menurutku itu kurang bagus," jawab ku datar. Dress selutut berwarna hitam dengan kombinasi war

Dear My Ghost (Pendahuluan) - Wajib Baca

Gambar
Ok gaes, sebelum Chapter awal Dear My Ghost luncur di sini, gue akan menjelaskan atau sedikit mengklarifikasi beberapa opini yang masuk ketelinga atau berhasil mencolok mata. Karya ini dibuat berdasarkan pemikiran, imajinasi, dan inspirasi saya sendiri. Jika terdapat kesamaan yang ada didalamnya, itu hanya unsur ketidak sengajaan belaka.   (Pasal 44, Ayat 1 dan 2, UU RI tentang HAK CIPTA berlaku) Karya ini sudah mondar-mandir tayang di beberapa situs web. So, jangan pernah bosan mengikuti kisah keastralan dari author yang belum memiliki banyak pengalaman dan astral juga. Di versi blog ini, pemain cast dan prolog akan diubah. Yang pernah nongkrong di akun Wa**pad dan pernah nyasar ke cerita Dear My Ghost ini pasti sudah tahu siapa Aktor dan Aktris pemeran dari Lee Sang Mun si yeoja yang penuh khayalan, Chung Ju Yung si namja Astral, Lee Kun Hee yang misterius dan sahabat Sang Mun yang bernama Kim Sera. So, mari kita ulas sedikit bagian terpenting dari pendahuluan ini. T

Garis Wallace, Webber, dan Lydekker.

Gambar
   Hallo...    Sekian lama gw hiatus tanpa jejak dan akhirnya kembali dengan artikel bersejarah. Maklumlah setelah bermigrasi masal dari web 1 ke web satunya lagi gegara sebuah insiden, rasa-rasanya semangat nulis mulai menurun. Gw jadi bingung juga mau posting FF(FanFiction) yang udah pernah di posting (namun akhirnya lenyap tertelan bumi) itu atau nggk 😅 Adakah saran???    Oiya sembari nungguin saran, disini gw juga bawa sesuanu lho...    Entah kenapa gw tertarik menuliskan artikel ini, bersumber dari buku BioEkspo yang selama ini setia bertengger di rak buku. Ya... Mungkin di berbagai web lain pasti ada yang lebih lengkap daripada ini, tapi apa salahnya membagi ilmu dari buku yang pernah gw baca kan? Daripada lupa dengan isinya mending disimpan disini 😄. Gw suka mengenai penelitian-penelitian ' yang menurut gw asyik ' dan berbau mistery , rasanya gimana gitu 😄 ya walaupun terkadang suka bingung kalo ada pertanyaan yang belum kejawab. Kalau kalian gimana suk

Langkah

Gambar
Bebar Berbebar Bebang dan Terbebang Tak menentu Terombang-ambing ombak laut Ingin sekali segera menggerakkan kaki Menerobos arus yang terus mengombang-ambingkan Namun, kaki seakan kram Keadaan kian mengarat Apakah roda waktu kini terhalang sesuatu? Hingga seakan tak bergerak Di bawah akan selalu menikmati kerasnya tanah Di atas akan selalu menikmati lembutnya awan Tak ada pergantian Tak ada perputaran Tak ada kesempatan Hanya mimpi Hanya sebuah harapan yang selalu di semogakan Hanya angan-angan Menjadi ketetapan Langkah menapaki duri Langkah menapaki bebatuan Langkah menapaki Lumpur Haruskah akan selalu seperti itu? Seolah air tak lagi ada untuk membasuh kesukaran.  ©WPS—Naysahra Purnama