Beku





   Semua terhenti, ketika lisan mengucap cukup. Hanya diam yang bisa ku suguhkan, membungkam beberapa kalimat yang sempat tak terucap. Lantunan-lantunan yang seharusnya ku kumandangkan tersedat pada pangkal tenggorokan, entah kemana pita suara yang sering kumainkan ketika sedang bersenandung. Pada dasarnya ada beberapa hal yang harusnya kau ketahui, namun tak mungkin ku ucapkan. Jemari mulai kram memegang sebongkah besi kotak, hanya dingin yang terasa. Merasakan beberapa hal yang tak pernah terpikirkan, ya pengalaman baru pikirku, baru hingga mampu menjorokkan ke dalam sungai dingin yang sepertinya mampu membekukan tubuh ini. Tp sepertinya itu bisa membuat lebih baik, beku.

   Ya, beku.

   Beku ... Beku dan akhirnya Beku dengan keheningan.

   Tapi beberapa hal masih menahanku untuk tak berbaring dalam kebekuan. Termasuk ulas kebahagiaanmu walau itupun tak perlu menyangkut pautkan namaku. Dengan itu, setidaknya masih ada alasan agar tetap bertahan dengan ketegaran. Mungkin sang Pencipta memiliki cerita lain agar di lain waktu cerita ini takkan terulang dengan kesalahan yang sama. Jika suatu hari kita terlahir kembali, kuharap kita bisa bertemu dengan cerita yang berbeda. Bukan seolah fatamorgana.



Komentar